Langsung ke konten utama

Sejarah SMA Negeri 1 Payakumbuh (bagian 1)



Latar Belakang

Dalam rangka memperingati HUT SMA Negeri 1 Payakumbuh yang ke 40 dan bertepatan dengan HUT RI yang ke 50, maka berdasarkan Surat Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh No.404/1.0814/SMA-O UU.1995 tanggal 23 Agustus 1995 selaku Penanggung Jawab Peringatan HUT SMA Negeri 1 Ke 40, maka kepada kami yang terdiri dari bekas Pendiri dan Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh, Mantan guru dan Tata Usaha untuk menyusun Sejarah SMA Negeri 1 Payakumbuh sejak berdiri sampai sekarang.


Kepercayaan yang diberikan itu kami terima dengan ikhlas dan kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan data SMA Negeri 1 Payakumbuh dari pihak yang memungkinkan. Namun sebagai manusia biasa tentu tak luput dari kekhilafan dan kekurangan, justeru karena itu jika ditemui dalam penulisan kami ini tidak pada tempatnya dengan segala kerendahan hati mohon dimaafkan.


Dalam penulisan Sejarah Keberadaan SMA Negeri 1 Payakumbuh ini kita bersyukur kepada Allah SWT, karena masih adanya bersama kita nara sumber yang layak dipercayai ialah orang tua kita Bapak Djayusman sebagai salah seorang pendiri SMA Negeri 1 Payakumbuh dan selaku Kepala SMA Negeri 1 yang pertama kali. Begitu juga Saudara Armi Alwi sebagai Tata Usaha SMA Negeri 1 Payakumbuh semenjak tahun 1955.

Sejarah ringkas mula berdirinya SMA Negeri 1 Payakumbuh.

Setelah pengembalian kedaulatan oleh Belanda kepada Rl, maka tahun 1950 tentara Belanda meninggalkan Payakumbuh. Para siswa yang belajar di beberapa daerah di Kab 50 Kota pada SMP Darurat berdatangan ke kota dan bersama siswa yang tidak mungkin meninggalkan kota, belajar bersama-sama di SMP Payakumbuh.


Tahun berikutnya terjadi peledakan murid tamatan SMP yang tidak melanjutkan di Payakumbuh karena pada waktu itu belum ada SLTA di Payakumbuh. Bagi orang tua mereka yang mampu mereka dapat melanjutkan di SLTA Bukittinggi, Padang Panjang ataupun Padang. Sebaliknya bagi orang tua mereka tergolong ekonomi lemah tentu sebaliknya


Melihat hal yang demikian maka Pengurus PGRI Kabupaten 50 Kota berusaha mendirikan SLTA di Payakumbuh, mengingat akan kebutuhan guru sangat dirasakan. Berkat kerja keras dari PGRI maka usaha tersebut kenyataan setelah mendapat dorongan dan bimbingan dari pemerintah Daerah Bapak Bupati 50 Kota sehingga pada tahun 1952 diresmikanlah berdirinya SGA Negeri di Payakurnbuh. Usaha PGRI jalan terus, sekarang yang dipikirkan sekolah lanjutan yang lain yaitu SMA dan STM tetapi yang diprioritaskan adalah SMA, sebab anak-anak kita ingin masuk ke SMA harus di Bukittinggi atau di Padang.


PGRI melihat perekonomian rakyat di daerah ini tidak memungkinkan anak mereka bersekolah di Bukittinggi atau di Padang. Tambah lagi sekolah tersebut, menerima murid sangat terbatas. Akibatnya hanya beberapa anak yang orang tuanya mampu dapat melanjutkan sekolahnya ke SMA Pada hal lulusan SMP kian tahun semakin bertambah jumlahnya.


Sebahagian besar anak-anak tersebut berasal dari keluarga tidak mampu. Hal inilah yang mendorong PGRI ingin mendirikan sebuah SMA di Payakumbuh. Usaha ini memerlukan keuletan dan perjuangan yang amat berat. Syarat utama yang memerlukan pemikiran adalah mencari tanah dan harus dibeli dan membangun gedung yang sesuai untuk SMA. Karena rencana ini merupakan usaha yang besar perlu dikonsultasikan dengan Bupati yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Darwis Dt.Tumenggung.

Bapak Bupati sangat memahami perlu adanya sebuah SMA di Payakumbuh mengingat tingginya keinginan masyarakat 50 Kota yang berasal dari daerah yang jauh dari Payakumbuh seperti dari Pangkalan, Baruh Gunung, Situjuah dan lain-lain menyekolahkan anak mereka di SMA Berdasarkan itulah Bapak Bupati menyambut keinginan PGRI mendirikan SMA dan memerintahkan segera membentuk Panitia Pembangunan SMA Negeri 1 Payakumbuh.


Nama yang masih kita ingat dalam kepanitiaan pendirian SMA Negeri 1 adalah:


Darwis Dt. Tumanggung selaku Bupati 50 Kota;

Damanhuri ZA (almarhum);

Alamsuddin;

Zamzami Kimin;

Rahman; dan

Bapak Djayusman sendiri.

Panitia bertugas dan memikirkan tersedianya tanah dan membangun gedung. Panitia bekerja dengan gesit sehingga didapatlah tanah tempat pendirian SMA itu di Labuh Basilang. Yang punya tanah bersedia menjual tanah tersebut asal betul-betul untuk mendirikan SMA.


Kemudian panitia mulai memikirkan dan berusaha mengumpulkan uang dan gedung SMA dimulailah bangunannya berangsur-angsur pembangunan sehingga pada tahun 1955 dapat disiapkan 4 buah ruangan belajar dan 1 buah ruangan guru.


PGRI tidak mengetahui dari mana sumber dana tetapi sudah pasti atas kebijaksanaan pemerintah Daerah yaitu Bupati Kab. 50 Kota. PGRI berserta guru-guru sangat gembira dan berterimakasih atas kegiatan panitia dibawah pimpinan Bapak Bupati 50 Kota itu. Jasa baik mereka tentu tak dapat dilupakan oleh Para Alumni SMA I maupun siswa SMA I Payakumbuh.


Sehubungan kita memperingati 40 tahun SMA Negeri 1 Payakumbuh saat ini marilah kita mengenang sejenak para pendiri SMA Negeri 1 Payakumbuh yang sebagian mereka sudah tiada, semoga usaha yang telah disumbangkan kepada terwujudnya SMA Negeri 1 Payakumbuh merupakan amal saleh bagi mereka dan bagi yang teIah mendahului kita kiranya Allah SWT akan menempatkan arwah mereka di tempat yang sebaik-baiknya di sisiNya.

Urusan permohonan akan ditetapkan sebagai SMA Negeri adalah wewenang pemerintah Kab. 50 Kota yaitu Bapak Bupati selaku Ketua Panitia. Dan di sinilah terjadi kekhilafan panitia dimana permohonan langsung kepada Menteri P dan K sedang Inspektur Jendral dan lain-lain tidak mendapatkan informasi akan hal tersebut.


Sebetulnya sebelum itu Bapak Djayusman selaku Ketua PGRI telah menghubungi Bapak Sekjen P dan K yaitu Bapak Hutasoit yang kebetulan teman sekelas Bapak Djayusman di Bandung. Pada waktu itu Bapak Sekjen memberikan harapan kepada Bapak Djayusman untuk berdirinya SMA di Payakumbuh. Dengan syarat Bupati mengajukan lagi permohonan melalui jalur yang berlaku pada waktu itu.


Pada bulan Juli 1955 Bapak Mr. Mhd. Yamin selaku Menteri P dan K berkunjung ke Bukittinggi dalam rangka peresmian SMA Negeri Lubuksikaping. Bapak Menteri datang beserta rombongan antara lain Bapak Sugarda (Irjen), Bapak Ali Marsaban (Inspektur SMA Pusat) dan lain-lain.


Bapak Bupati 50 Kota datang pula ke Bukittinggi yaitu Bapak Sy. L. Dt. Sibongsu pengganti Bupati Darwis Dt. Tumanggung untuk memohon di Payakumbuh didirikan SMA. Inspektur Jenderal menjawab tidak mungkin karena permohonan tidak ada. Mendengar Jawaban tersebut Bapak Dt. Sibongsu bersama Bapak Djayusman langsung menemui Bapak Irjen dan Inspektur SMA Pusat Bapak Ali Marsaban. Pada waktu itu Bapak Djayusman dimarahi oleh Bapak Irjen karena Bapak Djayusman dianggap orang yang paling tahu dalam prosedur permohonan mendirikan sebuah sekolah.


Untuk menetralisir suasana Bapak Djayusman tidak kehilangan akal sambil berkata kepada Bapak Irjen bahwa Bupati kami adalah seorang surau dan ulama dan dia tidak mengerti prosedur mengajukan permohonan pendirian sebuah sekolah dan kalau permohonan diajukan ke Menteri P dan K beliau menganggap sudah tercakup keseluruhannya.


Mendengar pernyataan Bapak Djayusman tersebut Bapak lrjen memahami dan memerintahkan kepada Bapak Inspektur SMA untuk berangkat ke Payakumbuh bersama Bapak Bupati dan Bapak Djayusman. Bapak Inspektur SMA dibawa ke lokasi SMA Labuh Basilang yang telah siap 4 lokal ruangan belajar dan 1 ruang kantor. Setelah menyaksikan lokasi dan gedung SMA di Labuh Basilang dalam keadaan baru maka Bapak Inspektur dapat menyetujui SMA di Payakumbuh. Untuk Kepala Sekolah ditunjuk langsung Bapak Djayusman dan untuk peresmiannya direncanakan tanggal 15 September 1955 yang akan dihadiri langsung oleh Inspektur SMA Pusat.

Menurut Bapak Inspektur pada waktu itu guru tidak disediakan dari pusat. Kepala Sekolah berusaha mencari guru dan diambil dari guru SGA Payakumbuh dan Guru SMP Negeri juga dari tenaga pengajar dari luar yang Kepala Sekolah menganggap mampumemberikan pelajaran antara lain Bapak Dr. Moezbar, Sy. L. Dt. Sibongsu, Rustian Said dan lain-lain sebagai guru tidak tetap.

Karena guru tetap tidak ada maka 3 bulan kemudian Bapak Djayusman selaku Kepala Sekolah dengan membawa mandat dari Bapak Inspektur SMA berangkat ke Jogjakarta untuk mencari guru dari pengarahan tenaga Mahasiswa (PTM) menerima Mahasiswa lulusan C1 untuk tenaga pengajar. Dari hasil kepergian ke Jogja tersebut didapatkan 3 orang tenaga pengajar dari PTM masing-masing A. Kamal, M. Yaman dan Azwar Uddin.


Begitu besarnya peminat siswa tamatan SMP untuk melanjutkan ke SMA, sedangkan daya tampung tidak memungkinkan, mengingat lokal tidak mengizinkan, maka siswa tersebut diterima dan dibelajarkan pada sore hari di tempat yang sama dan guru dari guru SMA Negeri 1 juga. Sedangkan ijazah sama dengan ijazah yang dikeluarkan SMA Negeri 1 Payakumbuh. Dengan demikian siswa yang tamat SMA yang belajar sore hari juga alumni SMA Negeri 1 Payakumbuh.


Demikianlah usaha yang dilaksanakan untuk tercapainya proses belajar mengajar yang baik dan masyarakat Payakmbuh bergembira dan senang menyekolahkan anak mereka di SMA Negeri 1 Payakumbuh.


Sementara itu waktu berjalan terus dan SMA Negeri 1 Payakumbuh berkembang dengan baik dan tibalah saatnya Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh yang pertama menyerahkan pimpinan SMA Negeri 1 Payakumbuh kepada Bapak A. Kamal. Mengingat tingginya volume kerja Bapak Djayusman selaku Kepala SMP Negeri I Payakumbuh dan merangkap sebagai Kepala Kursus Guru B, Kepala Kursus Persamaan SGB dan lain-lain yang sangat menguras tenaga dan pemikiran.


SMA Negeri 1 Payakumbuh di bawah pimpinan A. Kamal berjalan dengan baik dan selanjutnya pimpinan SMA Negeri 1 Payakumbuh dipercayakan kepada Bapak R. H. Rumli Hasan Putra Negara sampai pergolakan daerah 1958. Begitulah seterusnya silih berganti terjadi pergantian, pimpinan SMA Negeri 1 Payakumbuh sampai saat ini Bapak Hilmi K, BA adalah pimpinan SMA Negeri 1 Payakumbuh yang ke 8.


Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reuni Akbar IKESMA dan HUT ke 68 SMANSA Payakumbuh

Info IKESMA, Agustus 2023 -  Dulu kito bakawan, kini  badunsanak  - adalah tema yang diusung dalam rangka Reuni Akbar IKESMA yang insyaa Allah akan berlangsung bersamaan dengan Hari Ulang Tahun SMA Negeri 1 Payakumbuh yang ke 68. "Dari tema ini, kami ingin memperdalam semangat silaturrahim IKESMA, dari level perkawanan menuju level persaudaraan" jelas Ariyanto Zein, Ketua Umum IKESMA. "Sesakit sesenang, sehina semalu. Ke mudik sehentak galah, ke hilir serengkuh dayung. Seciap bak ayam, sedencing bak besi. Begitu lah dulu para tetua di Minangkabau memberi makna nuansa "persaudaraan" - dan nilai-nilai itu yang ingin kami tegaskan dalam kata "badunsanak", tambah Ariyanto Zein pula. Pada Reuni Akbar nanti IKESMA juga akan menyalurkan santunan ke Panti Jompo, memberikan santunan kepada siswa kurang mampu dan bingkisan kenangan kepada para Guru yang sudah Pensiun. Bak gayung bersambut, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Payakumbuh, Erwin Satriadi menyatakan ikut s

SMANSA Raih Penghargaan Terfavorit I dari Pemko Payakumbuh

  Ketua Umum (Ketum) IKESMA, Ariyanto Zein mengucapkan selamat atas capaian SMANSA Payakumbuh yang memenangkan peringkat Terfavorit I, untuk kategori SMA/SMK/MA dalam acara Pawai Alegoris dan Pembangunan yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh dalam rangka HUT Kemerdekaan RI, ke 78. Ucapan selamat tersebut disampaikan langsung kepada dinda-dinda peserta pawai yang didampingi Kepala Sekolah bapak Erwin Satriadi. Penghargaan itu diberikan berdasarkan " polling online ".  SMANSA meraih 2278 suara mengungguli MAN2 (1544 suara) dan SMAN 2 (1208 suara). Dalam kesempatan terpisah Ketua Reuni Akbar IKESMA dan HUT SMAN 1 Payakumbuh Yulhendri (Andi Malawai) juga mengucapkan selamat kepada seluruh peserta pawai Alegoris dan Pembangunan yang sudah mengharumkan nama SMANSA Payakumbuh. Dalam sambutannya Ariyanto Zein juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh alumni yang bernaung dalam IKESMA yang sudah memberikan dukungan terhadap dalam bentuk polling, sehingga beroleh suar

Sejarah SMA Negeri 1 Payakumbuh (bagian 2)

Untuk lebih lengkapnya kami tuliskan nama-nama Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh semenjak 1955 sebagai berikut: Bapak Djayusman 1955-1956 Bapak A. Kamal 1956-1957 Bapak R.M. Rumit Hasan Putera Negara 1957-1958 Bapak Sysmsukar Bachtiar 1959-1969 Bapak Yohanis BA 1969-1974 Bapak Basyirudin 1974-1977 Bapak Bustami Dt. Bijo Anso 1977-1987 Bapak Hilmi K. BA 1987-sekarang Namun demikian perlu kita garis bawahi bahwa di Lokasi Labuh Basilang SMA Negeri 1 Payakumbuh selama 19 tahun telah mengukir berbagai prestasi baik di bidang Hasil Belajar dan Mengajar, maupun di bidang Olahraga dan Kesenian. Bolehlah dikatakan bahwa alumni SMA Negeri 1 Payakumbuh yang pegang peranan dewasa ini baik di bidang ABRI (kini TNI-Polri) , Pegawai Negeri maupun swasta adalah jebolan SMA Negeri 1 Labuh Basilang. Bagaimana perkembangan SMA Negeri 1 Payakumbuh untuk masa berikutnya yang mengalami pasang naik dan pasang surut akan kami uraikan secara ringkas dalam penulisan selanjutnya. Pada periode ini SMA Negeri 1 Paya