Langsung ke konten utama

Sejarah SMA Negeri 1 Payakumbuh (bagian 2)

Untuk lebih lengkapnya kami tuliskan nama-nama Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh semenjak 1955 sebagai berikut:

Bapak Djayusman 1955-1956

Bapak A. Kamal 1956-1957

Bapak R.M. Rumit Hasan Putera Negara 1957-1958

Bapak Sysmsukar Bachtiar 1959-1969

Bapak Yohanis BA 1969-1974

Bapak Basyirudin 1974-1977

Bapak Bustami Dt. Bijo Anso 1977-1987

Bapak Hilmi K. BA 1987-sekarang

Namun demikian perlu kita garis bawahi bahwa di Lokasi Labuh Basilang SMA Negeri 1 Payakumbuh selama 19 tahun telah mengukir berbagai prestasi baik di bidang Hasil Belajar dan Mengajar, maupun di bidang Olahraga dan Kesenian. Bolehlah dikatakan bahwa alumni SMA Negeri 1 Payakumbuh yang pegang peranan dewasa ini baik di bidang ABRI (kini TNI-Polri) , Pegawai Negeri maupun swasta adalah jebolan SMA Negeri 1 Labuh Basilang.



Bagaimana perkembangan SMA Negeri 1 Payakumbuh untuk masa berikutnya yang mengalami pasang naik dan pasang surut akan kami uraikan secara ringkas dalam penulisan selanjutnya.

Pada periode ini SMA Negeri 1 Payakumbuh mengalami pasang naik dan pasang surut. Tahun 1959 s/d 1969 dimana SMA Negeri 1 Payakumbuh di bawah pimpinan Bapak Syamsukar Bachtiar. Tatkala itu SMA Negeri 1 Payakumbuh adalah satu satunya SMA di kedua daerah ini yang memonopoli semua prestasi ditingkat SLTA baik prestasi Hasil Proses Belajar Mengajar, maupun prestasi di bidang kesenian dan olahraga.

Pada tahun 1967 Tim Kesenian SMA Negeri 1 Payakumbuh pernah melawat ke daerah Riau untuk mengadakan pagelaran di Auditorium Caltex Rumbai dan di Gedung Lancang Kuning Pekan Baru.

Begitu antusiasnya masyarakat Caltcex Rumbai terhadap atraksi yang disuguhkan siswa/I SMA Negeri 1 Payakumbuh maka atas permintaan Panitia pada malam itu terpaksa diadakan 2x pertunjukan.

Begitu juga prestasi di bidang olahraga, kalau ada pertandingan antar SLTA tingkat Sumatera Barat, bola kaki, volley dan basket, maka SMA Negeri 1 Payakumbuh sangat diperhitungkan.

Di bidang prestasi belajar SMA Negeri 1 Payakumbuh tetap termasuk Ranking 10 besar terhadap SMA se Sumatera Barat. Hal ini perlu kami kemukakan dalam rangka mengenang masa kejayaan SMA Negeri 1 Payakumbuh pada masa lalu.

Selanjutnya karena masa/waktu terus berjalan maka terjadi pergantian Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh dari Bapak Syamsukar Bachtiar kepada Bapak Yohanis BA (almarhum) pada tahun 1968.

Pada tahun 1970 Payakumbuh mendapat tambahan sebuah Sekolah Menengah Tingkat Atas yang benama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan) yang berlokasi di Bukit Sitabur Kodya Payakumbuh. Sumatera Barat hanya memperoleh 2 buah SMPP yaitu di Talu Kabupaten Pasaman dan di Payakumbuh . Pada prinsipnya mata pelajaran di SMPP sama dengan mata pelajaran di SMA ditambah dengan mata pelajaran ketrampilan antara lain menjahit pakaian pria dan wanita, menganyam rotan dan perbengkelan.

Walaupun gedung SMPP sudah siap namun mobileur dan sarana lainnya tidak tersedia. Untuk menerima murid baru tidak memungkinkan selagi SMA Negeri 1 Payakumbuh masih berada di Labuh Basilang, yang pada waktu itu jalan tersebut bernama Jalan Khatib Sulaiman. Hal inilah yang menyebabkan SMA Negeri 1 Payakumbuh mengalami masa pasang surut karena Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh pada waktu itu Bapak Yohanis BA berprinsip satu-satunya alternatif yang harus ditempuh adalah SMA Negeri 1 Payakumbuh, baik murid, guru dan semua perlengkapan dipindahkan ke SMPP Bukit Sitabur. Tentu hal ini atas persetujuan Kanwil Depdikbud Propinsi Sumatera Barat.

Mulai tahun 1974 siswa SMA Negeri 1 Payakumbuh belajar di SMPP Bukit Sitabur dengan nama SMA Negeri 1/SMPP sampai kepada Ijazah tetap bernama SMA Negeri 1/SMPP. Sementara itu terjadi pertukaran Kepala SMA Negeri 1/SMPP dari Bapak Yohanis BA kepada Bapak Basyirudin. Sampai tahun 1977 di bawah pimpinan Bapak Basyirudin tetap bernama SMA Negeri 1/SMPP. Uang otorisasi dari Pusat tetap keluar untuk dua sekolah yang dikelola oleh seorang kepala Sekolah. Hal yang serupa ini tetap berjalan sampai tahun 1977.

Sementara itu lokasi SMA Negeri 1 yang berada di Jalan Khatib Sulaiman ditempati oleh STM Negeri Payakumbuh, sedangkan kami sendiri tidak mengetahui mengapa terjadi yang demikian.

Pada tahun ajaran 1975/1976 Bapak Djayusman pulang dari Semarang dan setelah melihat bahwa SMA Negeri 1 sudah tidak berada di lokasi Labuh Basilang, langsung beliau menemui Bapak Walikota dan menanyakan hal tersebut. Hasil pertemuan tersebut, Bapak Walikota mengutus Bapak Djayuman bicara sama Bapak Sekda (Bapak Djansiwar) dan beberapa orang lainnya untuk menghadap Bapak Kakanwil Depdikbud Sumbar yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Amir Ali. Setelah berdialog dengan Bapak Amir Ali tentang keberadaan SMA Negeri 1 Payakumbuh, maka Bapak Amir Ali selaku Kakanwil memahami bahwa Payakumbuh akan kehilangan sebuah SMTA dengan mendapat sebuah Sekolah Baru SMPP. Maka Kakanwil menjanjikan akan menghidupkan lagi SMA Negeri 1 Payakumbuh.

Waktu berjalan dan masa beredar sampailah pada tahun 1977 dimana diperoleh informasi bahwa SMA Negeri 1 akan dipisah lagi dengan SMPP. Bagi guru-guru yang seIama ini mengibarkan panji-panji SMA Negeri 1 sangat gembira dengan gagasan tersebut. Hal ini ada benarnya karena dengan kita mendapat SMPP kita akan kehilangan sebuah SMA yang tertua di daerah ini, tentu tidak ada artinya penambahan sebuah Sekolah Menengah Atas sebagaimana yang terjadi pada waktu itu.

Rupanya informasi tersebut memang menjadi kenyataan sehingga pada tahun pertengahan 1977 realisasi pemisahan kembali SMA Negeri 1 dengan SMPP sesuai SK Kanwil dilaksanakan. SMA Negeri 1 Payakumbuh menempati lokasi baru di Tiakar Payakumbuh dengan mengangkat Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh yang baru yaitu Bapak Bustami Dt. Bijo Anso. Kebijaksanaan yang diambil dalam pembahagian ini adalah Kelas dibagi dua, 11 kelas dari kelas I sampai kelas III ditetapkan menjadi siswa SMA Negeri 1 Payakumbuh, untuk SMPP, mendapat kebahagian murid sebanyak 10 kelas dari siswa kelas I sampai kelas III. Begitu juga guru ditetapkan yang bertugas di SMA Negeri 1 Payakumbuh dan SMPP serta Tata Usaha.

Pada tanggal 17 Juli 1977 secara resmi SMA Negeri 1 Payakumbuh menempati lokasi yang baru dengan serba kekurangan karena perlengkapan yang di bawa ke SMPP tahun 1974 milik SMA Negeri 1 Payakumbuh sebagian besar tidak dibenarkan lagi dibawa ke Tiakar karena sudah menjadi inventaris SMPP.

Selaku Pimpinan baru pada waktu itu di lokasi yang baru mengalami suka duka yang cukup banyak antara lain:

Lokal yang tersedia di Tiakar hanya 7 buah ruangan belajar se dangkan siswa yang akan menempati 11 kelas.

Kelengkapan kantor sangat kurang sekali karena kepunyaan SMA Negeri 1 Payakumbuh tinggal di SMPP.

Di komplek SMA Negeri 1 Payakumbuh yang baru terdapat pula SD Negeri 1 Tiakar yang sehalaman dengan SMA Negeri 1 Payakumbuh.

Untuk Mengatasi semua masalah yang tersebut diatas adalah berkat kerjasama yang erat dari guru dan karyawan SMA Negeri 1 Payakumbuh satu persatu masalah dapat dipecahkan bersama dan bertekad mengibarkan kembali panji-panji SMA Negeri 1 Payakumbuh yang hampir saja hilang dari masyarakat. Untuk mengatasi kekurangan lokal belajar Kepala sekolah telah berusaha mengadakan komunikasi dengan Kanwil Depdikbud Sumatera Barat melalui Bapak Drs. H. Thaher Ahmad yang pada waktu itu selaku sekretaris mendesak agar gedung SMA Negeri 1 Payakumbuh yang di jalan Khatib Sulaiman dikembalikan kepada SMA Negeri 1 Payakumbuh mengingat SMA Negeri 1 Payakumbuh di Tiakar kekurangan lokal. Sebagai jawaban beliau pada Kepala Sekolah (Bustami Dt. Bijo Anso) tidak perlu memikirkan Gedung SMA Negeri 1 yang lama. Bina saja SMA Negeri 1 di Tiakar sebagai Kepala Sekolah yang baru. Mendengar jawaban tersebut Kepala Sekolah memahami.

Untuk mengetahui kekurangan lokal tersebut maka 4 kelas ditinggalkan di SMPP (dititipkan). Hal ini berjalan sampai akhir tahun ajaran 1977/1978.

Pada tahun ajaran selanjutnya berkat kerjasama dengan Bapak Kepala 3 (tiga) SMA Negeri di Payakumbuh yang diketuai oleh Bapak Anas Dt. Rajo Diraja maka seluruh kekurangan tersebut dapat disempurnakan dan mulai tahun 1978 sudah dipikirkan beli tanah dan bangun gedung untuk penggantian SD Negeri I Tiakar yang berlokasi sangat berdekatan dengan SMA Negeri 1 Payakumbuh.

Dengan pengertian yang mendalam dari Wali Murid SMA Negeri 1 Payakumbuh dan berkat bantuan Pemerintah Daerah Kodya Payakumbuh maka semua kesulitan yang ditemui di Tiakar dapat diatasi sehingga pada tahun 1985 SD Negeri 1 Tiakar sudah dapat menempati lokasi baru yang didirikan. Oleh Bapak Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh dan Pemda Kodya Payakumbuh.

Pada tahun 1987 bolehlah dikatakan bangunan fisik yang dibutuhkan sampai kepada pembuatan pagar di sekeliling sekolah telah siap dan pada tahun tersebut Bapak Bustami Dt. Bijo Anso selaku Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh periode 1977-1987 mendapat promosi untuk menjabat Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten 50 Kota.


Pimpinan SMA Negeri 1 Payakumbuh selanjutnya mulai tahun 1987 sampai saat ini dipercayakan kepada Bapak Hilmi K. BA yang juga bekas guru SMA Negeri 1 Payakumbuh yang beberapa tahun sebelumnya dipercayakan sebagai Pimpinan SMA Negeri Maninjau dan akhirya Kepala SMA 3 Bukittinggi.


Dengan sudah tersedianya, baik prasarana maupun sarana untuk SMA Negeri 1 Payakumbuh maka Bapak Hilmi K. BA selaku Kepala SMA Negeri 1 Payakumbuh mengarah kepada peningkatan mutu dan proses belajar mengajar dan berusaha mengupayakan tercapainya kembali prestasi-prestasi yang pernah didapat SMA Negeri 1 Payakumbuh pada masa lalu.


Kita akan melihat pada Lampiran, prestasi yang diperoleh SMA Negeri 1 Payakumbuh baik prestasi belajar maupun yang lain-lainnya.


Juga dilampirkan alumni SMA Negeri 1 Payakumbuh semenjak berdirinya SMA Negeri 1 Payakumbuh sampai tahun ajaran 1994/1995


Demikianlah Sejarah SMA Negeri 1 Payakumbuh ini kami susun dan sebagai yang kami kemukakan dalam tulisan kami terdahulu apabila terdapatnya kekurangan-kekurangan, baik dalam penyampaian maupun penyusunan, sekali lagi kami mohon maaf


Wassalam kami penyusun,

Payakumbuh 7 September 1995.


Djayusman

Bustami Dt. Bijo Anso

Hilmi K. BA

Yarmi Alwi

Masni Chun

Zainul Masri Dt. R Mantiko Alam

Sumber: Buku Kanti Lamo (2006)


---

1995, sudah 18 tahun pula berlalu. Tentunya perlu diperbaharui karena sangat banyak yang dapat kita tulis sejak tahun 1995 itu.

Anda berminat?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reuni Akbar IKESMA dan HUT ke 68 SMANSA Payakumbuh

Info IKESMA, Agustus 2023 -  Dulu kito bakawan, kini  badunsanak  - adalah tema yang diusung dalam rangka Reuni Akbar IKESMA yang insyaa Allah akan berlangsung bersamaan dengan Hari Ulang Tahun SMA Negeri 1 Payakumbuh yang ke 68. "Dari tema ini, kami ingin memperdalam semangat silaturrahim IKESMA, dari level perkawanan menuju level persaudaraan" jelas Ariyanto Zein, Ketua Umum IKESMA. "Sesakit sesenang, sehina semalu. Ke mudik sehentak galah, ke hilir serengkuh dayung. Seciap bak ayam, sedencing bak besi. Begitu lah dulu para tetua di Minangkabau memberi makna nuansa "persaudaraan" - dan nilai-nilai itu yang ingin kami tegaskan dalam kata "badunsanak", tambah Ariyanto Zein pula. Pada Reuni Akbar nanti IKESMA juga akan menyalurkan santunan ke Panti Jompo, memberikan santunan kepada siswa kurang mampu dan bingkisan kenangan kepada para Guru yang sudah Pensiun. Bak gayung bersambut, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Payakumbuh, Erwin Satriadi menyatakan ikut s

SMANSA Raih Penghargaan Terfavorit I dari Pemko Payakumbuh

  Ketua Umum (Ketum) IKESMA, Ariyanto Zein mengucapkan selamat atas capaian SMANSA Payakumbuh yang memenangkan peringkat Terfavorit I, untuk kategori SMA/SMK/MA dalam acara Pawai Alegoris dan Pembangunan yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh dalam rangka HUT Kemerdekaan RI, ke 78. Ucapan selamat tersebut disampaikan langsung kepada dinda-dinda peserta pawai yang didampingi Kepala Sekolah bapak Erwin Satriadi. Penghargaan itu diberikan berdasarkan " polling online ".  SMANSA meraih 2278 suara mengungguli MAN2 (1544 suara) dan SMAN 2 (1208 suara). Dalam kesempatan terpisah Ketua Reuni Akbar IKESMA dan HUT SMAN 1 Payakumbuh Yulhendri (Andi Malawai) juga mengucapkan selamat kepada seluruh peserta pawai Alegoris dan Pembangunan yang sudah mengharumkan nama SMANSA Payakumbuh. Dalam sambutannya Ariyanto Zein juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh alumni yang bernaung dalam IKESMA yang sudah memberikan dukungan terhadap dalam bentuk polling, sehingga beroleh suar